Assalamu'alaikum...
Dikesempatan ini penulis akan membahas tentang "Akhlak Terpuji dan Tercela kepada Allah SWT".
Semoga bermanfaat bagi kita semua. #amin
Terima kasih ^_^
A. Akhlak Terpuji Kepada Allah SWT
Akhlak adalah suatu kebiasaan sikap dan perbuatan
spontan dalam kehidupan sehari-hari yang telah tertanam dalam jiwa seseorang.
Akhlak yang terpuji atau yang disebut dengan akhlak mahmudah berkebalikan
dengan akhlak yang tercela atau akhlak mazmumah. Akhlak yang yang terpuji
adalah segala kebiasaan perilaku yang baik, sedangkan akhlak yang tercela
sebaliknya. Apa sajakah akhlak terpuji kepada Allah? Pahamilah uraian materi
berikut!
A. Ikhlas
Ikhlas artinya
melakukan perbuatan dengan mengharapkan
keridhoan Allah semata, bukan karena mengharapkan keuntungan dari orang lain.
Prof. Dr. Hamka
mendefinisikan ikhlas ialah bersih, tidak ada campuran, ibarat emas adalah emas
tulen (asli) tidak bercampur perak sedikitpun, maksudnya ikhlas berarti murni
dan bersih dari sifat tamak, riya, dan sombong kepada siapapun juga.
Adapun
sifat-sifat tamak yang merusak ikhlas antara lain sebagai berikut.
1. Riya
Riya adalah memperhatikan amal untuk
mendapat pujian dari orang lain.
2. Sum’ah
Sum’ah adalah menceritakan amalan
untuk mendapatkan perhatian dan sanjungan.
3. Nifak
Nifak adalah memamerkan amalan agar
masyarakat/orang lain memberikan penghargaan kepadanya padahal hatinya benci
pada amal itu.
Isyrak
4. Isyrak artinya bercampur dengan yang
lain atau berserikat.
“Sesungguhnya (nilai) perbuatan itu
(tergantung) dengan niatnya, sesungguhnya bagi setiap orang (ganjaran/pahala)
menurut apa yang diniatkan”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Perhatikan Q.S Al-A’raf [7] ayat 29 berikut!
(29)... ۚ لدِّينَ لَهُ مُخْلِصِينَ وَادْعُوهُ مَسْجِدٍ كُلِّ عِنْدَوُجُوهَكُمْ
وَأَقِيمُوا …
“… Hadapkanlah
mukamu lurus-lurus tiap-tiap sembahyang dan mintalah kepada-Nya serta
mengikhlaskan agama kedapa-Nya…” (Q.S. Al-A’raf [7]:29)
Al-Qur’an surat Al-Bayyinah ayat 5!
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama
yang lurus”. (Q.S.Al-Bayyinah[98]:5)
Contoh akhlak ikhlas, adalah sebagai berikut :
1.
Sahabat Abu Bakar As Sidiq pembebaskan budak bernama
Bilal Bin Rabbah dengan hartanya sendiri, meskipun hartras yang dikeluarkan
tidak sedikit.
2.
Mengambil
kotoran yang menghalangi jalan tanpa perintah orang lain.
3.
Membantu
ibu mengerjakan pekerjaan rumah tanpa dipintah dahulu.,
B. Taat
Taat artinya
telah memenuhi dan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan
Allah, dengan ikhlas semata-mata mengharap ridho Allah. Taat dalam hal ini juga
dapat disebut dengan taqwa kepada Allah.
Cara menaati
Allah dapat dilakukan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan didalam Al-Qur’an
dan mencontoh prilaku Rasulullah SAW. Perhatikan firman Allah berikut ini:
1.
Q.S
An-Nisaa [4] ayat 59
Artinya: “Hai orang-rang yang beriman
taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan ulil amri diantara kamu...” (Q.S
An-Nisaa [4] ayat 59)
2.
Q.S
Al-Anfal [8] ayat 46
Artinya: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan
janganlah kamu berbantah-bantahan , yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan
hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar”. (Q.S Al-Anfal [8] ayat 46
C. Khauf
Khauf artinya
bersikap takut dan khawatir. Akhlak khauf terhadap Allah artinya
senantiasa takut dan khawatir terhadap
Allah SWT akan azab-Nya apabila melanggar larangan-Nya karena Allah selalu
mengawasi segala perbuatan hamba-hamba-Nya. Perhatikan ayat-ayat berikut !
1.
Q.S
Al- Fathir [35] ayat 2
Artinya: “Takut kepada Allah diantarta hamba-hamba-Nya,
hanyalah ulama “. (Q.S Al-Fathir [35] ayat 28)
2.
Q.S
Ali-Imran [ 3] ayat 175 .
Artinya: “sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syetan
yang menakutnakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy ),
karna itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika
kamu benar-benar beriman “. (Q.S Ali-Imran [3] ayat 175)
3.
Q.S.
An-Naazi’at [79] ayat 40 dan 41
Artinya:
“Dan adapun orang-orang yanga trakut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri
dari keinginan hawanafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya) “. (Q.S Al-Naazi’at [79] ayat 40
dan 41).
Menurut sabda Rasulullah SAW, ada 3 perkara yang dapat
menyelamatkan manusia, yaitu sebagai berikut .
1.
Takut
kepada Allah ditempat yang tersembunyi maupun
yang terang.
2.
Berlaku
adilk pada waktu rela maupun pada waktu lemah.
3.
Hidup
sederhana pada waktu miskin maupun pada waktu kaya.
(H.R. Abu Syaikh )
Adapun hal-hal yang
mendorong manusia bersikap Khauf kepada Allah antara lain sebagai berikut :
1.
Mengetahui
bahwa azab Allah sangat pedih.
2.
Mengetahui
keagungan dan kekuasaan Allah.
3.
Meyakini
bahwa segala perbuatan akan mendapat balasan dari Allah.
4.
Menahan
nafsu dan senantiasa berdzikir kepada Allah .
Contoh akhlak Khauf terhadap Allah
1.
Dalam
situasi dan kondisi apapun , iman seseorang tetap dijaga sehingga selalu
menegakkan kebenaran dan keadilan, yang iya takuti hanya azab Allah bila
melanggar apa yang dilarang-Nya.
2.
Mengerjakan
kewajiba bagi seorang muslim karna takut akan azab Allah seperti: sholat lima
waktu, puasa, zakat, dan haji.
D. Tobat
Tobat artinya meninggalkan perbuatan salahj
atau dosa dengan penyesalan. Akhlak tobat kepada Allah artinya sikap untuk
meninggalkan sifat dan perbuatan dosa dengan penyesalan diiringi niat untuk
tidak melakukan perbuatan dosa itu lagi. Perhatikan firman Allah berikut :
1. Q.S. An-Nur [24] ayat 31
Artinya: “Dan
tobatlah kamu semua kepada Allah wahai orang-orang yang
beriman agar kamu beruntung. “ (Q.S.
An-Nur [24] ayat 31)
2. Q.S. At-Thamrin [66] ayat 8
Artinya; “Hai
orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobatan nasuha (tobat
yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Robbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu kedalam jannah yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai.” (Q.S. At-Thamrin [66] ayat 8)
Contoh dari
Rasulullah tersebut dapat dilakukan dengan cara membaca istigfar pada setiap
selesai sholat fardhu 7 kali untuk dosa
lahir dan 7 kali dosa batin sehingga
perhitungannya 2 x 7 x 5 = 70 kali.
Ada beberapa syarat agar tobat kita diterima Allah SWT
1.
Menghentikan
perbuatan maksiat atau dosa.
2.
Menyesali
segala dosa yang diperbuat.
3.
Berjanji
dengan sepenuh hati untuk tidak mengulangi lagi.
4.
Jika
menyangkut orang lain, harus minta maaf kepada yang bersangkutan.
B. AKLAK TERCELA KEPADA ALLAH SWT
Akhlak tercela kepada Allah
antara lain :
A. RIYA’
1.
Pengertian
Riya’
Kata
riya’ berasal dari bahasa arab yang berarti memperlihatkan atau pamer, yaitu
memperlihatkan sesuatu pada orang lain, baik barang maupun perbuatan baik yang
dilakukan, dengan maksud agar orang lain dapat melihatnya dan akhirnya
memujinya. Kata lain mempunyai arti serupa dengan riya’ ialah sum’ah. Sum’ah
berarti kemasyhuran nama, baik sebutan. Orang yang sum’ah dengan perbuatan
baiknya, berarti ingin mendengar pujian orang lain terhadap kebaikan yang ia
lakukan. Dengan adanya pujian tersebut, akhirnya masyur lah nama baiknya
dilingkungan masyarakat . disebutkan dalam sebuah hadits :
Artinya
: “ barang siapa (berbuat baik ) karena ingin didengar oleh orang lain (sum’ah ), maka Allah akan
mendengarkan kejelekkannya kepada orang lain. Dan barang siapa (bebuat baik )
karena ingin dilihat orang lain ( riya’), maka Allah akan perlihatkan
kejelekkannya pada orang lain “. (H.R Bukhari ).
2.
Bentuk-Bentuk
(contoh ) Perbuatan Riya’
Bentuk-bentuk
(contoh) perbuatan riya’, antara lain sebagai berikut :
a.
Seorang
siswa mau melaksanakan tugas piketnya secara baik sesudah guru masuk kekelas,
dengan harapan agar guru menilai bahwa siswa tersebut tergolong siswa yang rajin melaksanakan
tugas.
b.
Seseorang
yang menyantuni anak yatim dihadapan banyak orang dengan maksud agar orang
banyak menilai dirinya sebagai orang yang dermawan dan baik hati.
3.
Larangan
Berbuat Riya’
Artiya : “ wahai orang-orang yang
beriman ! janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan
menyakiti ( perasaan penerima ), seperti orang yang menginfaqkan hartanya karna
riya’ (pamer ) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang diatasnya ada
debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin
lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apapun dari apa yang mereka kerjakan dan
Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Baqarah
/2:264).
4.
Akibat
Buruknya Riya’
Adapun
akibat buruknya riya’ adalah sebagai berikut :
a.
Menghapus
pahala amal baik sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 264.
b.
Mendapat
dosa besar karena riya’ termasuk perbuatan syirik.
c.
Tidak
selamat dari bahaya kekafiran karena riya’ sangat dekat dengan hubungannya
sikap kafir.
5.
Perilaku
Menghindari Riya’
Perilaku
menghindari riya’ antara lain :
a.
Melatih
diri untuk beramal secara ikhlas, walaupun sebesar apapun yang dilakukan.
b.
Mengendalikan
diri agar tidak merasa bangga apanila ada orang lain memuji amal baik yang
dilakukan.
c.
Menahan
diri agar tidak emosi apabila ada oranglain yang meremehkan kebaikan yang
dilakukan.
d.
Tidak
suka memuji kebaikan orang lain secara berlebih-lebihan karena hal itu dapat
mendorong pelakunya menjadi riya’ atas kebaikannya
e.
Melatih
diri untuk bersaedekah secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari sanjungan
orang lain.
2. NIFAK
1. PENGERTIAN
NIFAK
Nifak atau kemunafikan berasal dari
bahasa arab yang berarti salah satu liang binatang yarbu’yaitu hewan semacam
tikus yang memiliki lebih dari satu liang sehingga takala dia di kejar melaui
satu liang akan lari menuju liang yang lain. Secara bahasa, kata nifak berarti
pura-pura agamanya, lubang tikus dipadang pasir yang susah ditebak tembusannya.
Secara istilah, berarti sikap yang tidak
menentu, tidak sesuai antara ucapan dan perbuatannya. Orang yang memiliki sifat
nifak disebut munafik.
Hal ini juga disampaikan oleh Allah dalam surat QS. At-Taubah:
67:
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ
بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ
فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
67. Orang-orang munafik laki-laki dan
perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh
membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan
tangannya[648]. mereka Telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. [648]
Maksudnya: berlaku kikir[1]
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ciri-ciri munafik ada tiga
macam.
Sabda beliau sebagai berikut.
Artinya: “tanda-tanda munafik ada tiga macam. Apabila bicara,
dusta; apabila berjanji, ingkar; apabila dipercaya, khianat. (HR. Al-Bukhari
nomor 32)
2. Macam-macam Nifak:
1.
Nifak i’tiqadi yakni kemunafikan yg bersifat keyakinan. Ini merupakan nifaq
besar. Yaitu seseorang yg menyembunyikan keyakinan kafir lalu menampakkan
keislaman. Seolah-olah ia beriman padahal dlm hati menyimpan keyakinan kafir.
2.
Nifak ‘amali yakni kemunafikan yg bersifat amalan. perbuatan yang biasa
dilakukan orang munafik. Misal berkata dusta, ingkar
janji ,khianat terhadap yg memberi amanat atau berbuat curang. Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
“Empat hal tersebut apabila ada pada diri manusia ,maka dia seorang munafik yg murni dan barangsiapa yg terdapat salah satu dari empat hal tersebut berarti pada diri mansia terdapat sebuah kemunafikan: jika dipercaya berkhianat jika berbicara berdusta jika berjanji tdk menepati dan jika bertikai ia berbuat curang.”
“Empat hal tersebut apabila ada pada diri manusia ,maka dia seorang munafik yg murni dan barangsiapa yg terdapat salah satu dari empat hal tersebut berarti pada diri mansia terdapat sebuah kemunafikan: jika dipercaya berkhianat jika berbicara berdusta jika berjanji tdk menepati dan jika bertikai ia berbuat curang.”
SumberBacaan
1.Kitabut Tauhid Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hal: 17-19
1.Kitabut Tauhid Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hal: 17-19
2.Al-Haqiqatusy Syariyyah Muhammad ‘Umar Bazmul hal: 165
3. Tafsir As-Sa’di edisi revisi cet. Ar-Risalah hal: 944
3. Tafsir As-Sa’di edisi revisi cet. Ar-Risalah hal: 944
Nifak besar mengeluarkan pelakunya dari agama, sedangkan nifak
kecil tidak mengeluarkan dari agama.
1.
Nifaq besar berbeda antara yang lahir dengan
yang batin dalam hal keyakinan, sedangkan nifaq kecil berbeda antara yang lahir
dengan yang batin dalam hal perbuatan bukan dalam hal keyakinan.
2.
Nifak besar tidak terjadi dari seorang
mukmin, sedanghkan nifak kecil bisa terjadi dari seorang mukmin.
3. Pada galibnya, pelaku nifaq besar tidak bertaubat, seandainya
pun bertaubat, maka ada perbedaan pendapat tentang diterimanya taubatnya di
hadapan hakim. Lain halnya dengan pelakunya terkadang bertaubat kepada Allah,
sehngga Allah menerima taubatnya. [‘Aqidah at-Tauhid (hal. 85-88) oleh
Dr. Shalih bin Abdullah al-Fauzan]
4. Akibat Buruk
Nifak
1.Tercela dalam pandangan Allah SWT dan sesame manusia sehingga
dapat menjatuhkan nama baiknya sendiri.
2. Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya sendiri.
3. Tidak disenangi dalam pergaulan hidup sehari –hari
4. Mempersempit jalan untuk memperoleh rezeki karena orang lain
tidak mempercayai lagi.
5. Mendapat siksa yang amat pedih kelak di hari akhir.
6. Menimbulkan kekecewaan hati sehingga dapat merusak hubungan
persahabatan yang telah terjalin baik.
7. Membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan atau
perbuatannya yang tidak menentu.
3. KUFUR
1. Pengertian kufur.
Kufur Secara etimologi,
kufur artinya menutupi, tidak percaya.
sedangkan menurut terminology , kufur artinya ingkar terhadap Allah swt, atau tidak beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, baik dengan mendustakannya maupun tidak.
mendustakan, kalau mendustakan berarti menentang dan menolak, tetapi kalau
tidak mendustakan artinya hanya sekedar tidak iman dan tidak percaya.
2. Macam-Macam Kufur
[1]. Kufur Zindik, yaitu tidak mau mengakui kebenaran ajaran Islam tetapi
berpura-pura sebagai pemeluk Islam dengan tujuan menghancurkan Islam dari
dalam.
[2]. Kufur Inadi, yaitu meyakini adanya Allah dengan hati dan ucapan,
tetapi tidak patuh kepada hukum-hukum Allah.
[3]. Kufur Mu’athil (Atheis), yaitu tidak percaya akan adanya Tuhan.
[4]. Kufur Nikmat, yaitu tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah.
Sebagaimana yang disebutkan dalam firmanNya.
يَعْرِفُونَ نِعْمَتَ اللَّهِ ثُمَّ يُنْكِرُونَهَا
وَأَكْثَرُهُمُ الْكَافِرُونَ [١٦:٨٣]
Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang kafir.
[5]. Kufur Juhud, yaitu mengingkari kebenaran agama Allah.
3. Akibat Kufur
Tiga bentuk azab
Jika merujuk pada QS al-An’am [6]: 65, ada tiga bentuk azab yaitu :.
Bentuk azab yang pertama lahir sebagai teguran kepada manusia yang sebelumnya telah diuji dengan
berbagai bencana di daratan maupun di lautan (QS [6]: 63-64). Pada saat ujian
tersebut datang, manusia berlomba-lomba memohon kepada Allah dan mendekatkan
diri kepada-Nya agar dapat diselamatkan dari berbagai musibah yang terjadi.
Namun, ketika mereka telah diselamatkan oleh Allah, mereka pun kembali ingkar
dan bermaksiat kepada-Nya, serta tidak memedulikan lagi ajaran-Nya. Seolah-olah
mereka lupa terhadap pertolongan yang telah Allah berikan.
Selanjutnya yang kedua,
perilaku kufur nikmat juga akan menggerus solidaritas sosial masyarakat, karena
kufur nikmat akan melahirkan penyakit hubbud dunya wakarohiyatul maut, yaitu
cinta dunia secara berlebihan dan takut akan kematian.
Sedangkan yang ketiga,
kufur nikmat akan menjadi pintu masuk terjadinya perang saudara antar sesama
kelompok masyarakat. Apa yang terjadi di beberapa negara Islam di Timur Tengah
seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi umat ini. Ketika kufur nikmat
dipertontonkan melalui dominasi penguasaan aset oleh segelintir elit penguasa
yang hidup berfoya-foya, yang diikuti oleh ketidakpedulian mereka terhadap
nasib sesama umat di belahan dunia yang lain, serta diinvestasikannya kekayaan
ekonomi umat ke negara-negara kapitalis dengan motif mengejar keuntungan
semata, dan menyisakan sedikit saja dana yang diinvestasikan ke negara-negara
Islam lainnya, maka munculnya perang saudara sesungguhnya merupakan sebuah
keniscayaan, sebagai teguran dari Allah SWT.
4. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kufur
a. kepercayaan kepada Allah yang sudah ada, tidak
dikembangkan.
b. tidak mau mengakui kebenaran karena sesuatu hal.
c. adanya keraguaan dalam pikiran.
d. karena pengaruh lingkungan.
4. SYIRIK
1. Pengertian Syirik
Menurut bahasa: Syirik adalah sebuah
kata yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang terjadi antara dua orang
atau lebih.
Menurut istilah syar’i: Syirik
kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa maksudnya menjadikan sekutu bagi Allah
Subhaanahu Wa Ta'aalaa, baik dalam rububiyahnya ataupun uluhiyahnya, tetapi
istilah syirik lebih sering digunakan untuk syirik dalam uluhiyahnya.
2. Macam-Macam
Syirik
Para ulama berbeda pendapat dalam mengungkapkan pembagian
syirik meski intinya tidak terlepas dari tiga penggunaan kata syirik yang telah
dibahas di atas. Namun pembagian yang merangkum semuanya bisa kita katakan
bahwa syirik terbagi menjadi dua:
1. Syirik Akbar.
Syirik ini terbagi menjadi
dua:
1) Syirik yang berkaitan dengan dzat
Allah SWT atau syirik dalam rububiyah Allah SWT. Syirik ini terbagi lagi
menjadi dua:
a. Syirik dalam ta’thil, seperti syirik yang dilakukan oleh
Fir’aun dan orang-orang atheis.
b. Syirik yang dilakukan oleh orang yang menjadikan sembahan
lain selain Allah SWT tetapi tidak menafikan asma (nama-nama), sifat-sifat dan
rububiyah Nya, seperti syirik yang dilakukan oleh orang-orang Nashrani yang
menjadikan Allah SWT sebagai salah satu dari tiga Tuhan (trinitas).
2) Syirik yang berkaitan dengan
ibadah kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa atau syirik dalam uluhiyyah. Syirik
ini ada empat jenis:
(1) Syirik dalam berdo’a; yaitu berdo’a kepada selain Allah
SWT.
(2) Syirik dalam niat, keinginan dan kehendak. Beramal karena
ditujukan kepada selain Allah SWT menyebabkan pahalanya hilang.
(3) Syirik dalam keta’atan; yaitu seorang hamba taat kepada
makhluk dalam perbuatan ma’shiyat kepada Allah SWT.
(4) Syirik dalam mahabbah; yaitu seorang hamba mencintai
makhluk seperti cintanya kepada Allah SWT.
2.Syirik Ashghar.
Syirik Ashghar terbagimenjadi dua:
1) Yang Zhahir (tampak);
- mengerjakan amal dengan riya`. Melakukan perbuatan untuk
selain Allah SWT yang zhahir (tampak)nya untuk Allah Subhaanahu Wa
Ta'aalaa, tetapi dalam hatinya tidak ikhlas karena Allah SWT.
- dengan ucapan, seperti bersumpah dengan selain Allah SWT,
perkataan: Ma Syaa Allah wa Syi`ta.
2) Yang Khafiyy (samar);
Yaitu sesuatu yang kadang-kadang, terjadi dalam perkataan atau
perbuatan manusia tanpa ia sadari bahwa itu adalah syirik.
3. Akibat Syirik
1). Syirik merendahkan eksistensi kemanusiaan
Syirik menghinakan kemuliaan manusia, menurunkan derajat dan
martabatnya. Sebab Allah menjadikan manusia sebagai hamba Allah di muka bumi.
Allah memuliakannya, mengajarkan seluruh nama-nama, lalu menundukkan baginya
apa yang ada di langit dan di bumi semuanya. Allah telah menjadikan manusia
sebagai penguasa di jagad raya ini. Tetapi kemudian ia tidak mengetahui derajat
dan martabat dirinya. Ia lalu menjadikan sebagian dari makhluk Allah sebagai
Tuhan dan sesembahan. Ia tunduk dan menghinakan diri kepadanya.
Ada sebagian dari manusia yang menyembah sapi yang sebenarnya
diciptakan Allah untuk manusia agar hewan itu membantu meringankan
pekerjaannya. Dan ada pula yang menginap dan tinggal di kuburan untuk meminta
berbagai kebutuhan mereka. Allah berfirman: “Dan berhala-berhala yang mereka
seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala
itu (sendiri) di buat orang. (Berhala-berhala) itu benda mati, tidak hidup, dan
berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya
akan dibangkitkan”. (Al-Hajj:20-21)
“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka ia
seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin
ketempat yang jauh”. (Al-Hajj: 31)
2). Syirik adalah sarang khurofat dan kebatilan
Dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan perbuatan syirik,
“barang dagangan” dukun, tukang nujum, ahli nujum, ahli sihir dan yang
semacamnya menjadi laku keras. Sebab mereka mendakwahkan (mengklaim)
bahwa dirinya mengetahui ilmu ghaib yang sesungguhnya tak seorangpun
mengetahuinya kecuali Allah. Jadi dengan adanya mereka, akal manusia dijadikan
siap untuk menerima segala macam khurofat/takhayul serta mempercayai para
pendusta . Sehingga dalam masyarakat seperti ini akan lahir generasi yang tidak
mengindahkan ikhtiar (usaha) dan mencari sebab serta meremehkan sunnatullah
(ketentuan Allah).
3). Syirik membuat orang malas melakukan pekerjaan yang bermanfaat
Syirik mengajarkan kepada para pengikutnya untuk mengandalkan
para perantara, sehingga mereka meremehkan amal shalih. Sebaliknya mereka
melakukan perbuatan dosa dengan keyakinan bahwa para perantara akan memberinya
syafa’at di sisi Allah. Begitu pula orang-orang kristen melakukan berbagai
kemungkaran, sebab mereka mempercayai Al-Masih telah menghapus dosa-dosa mereka
ketika di salib. Sebagian umat Islam mengandalkan syafaat Rasulullah
Shallallaahu alaihi wasallam tapi mereka meninggalkan kewajiban dan banyak
melakukan perbuatan haram. Padahal Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam berkata
kepada putrinya: “Wahai Fathimah binti Muhammad, mintalah dari hartaku
sekehendakmu (tetapi) aku tidak bermanfaat sedikitpun bagimu di sisi Allah”.
(HR. Al-Bukhari).
4). Syirik menyebabkan pelakunya kekal dalam Neraka
Syirik menyebabkan kesia-siaan dan kehampaan di dunia, sedang di akhirat
menyebabkan pelakunya kekal di dalam Neraka. Allah berfirman: “Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya ialah Neraka, dan tidaklah ada bagi
orang-orang dhalim itu seorang penolongpun”. (Al-Maidah: 72).
No comments:
Post a Comment